Insantama Pangkalpinang

logo_ppdb2023SIT INSANTAMA
Daftar Sekarang
WhatsApp Image 2024-08-13 at 14.17.15
13
Aug
’24

PARENTAMA (Parenting Insantama) SIT Insantama Pangkalpinang: “Menyiapkan Generasi Para Juara dan Calon Pemimpin, Sinergi Sekolah dan Orang Tua”

Ditulis oleh itpangkalpinang

Penulis: Nofriansyah, S.Pd & Penulis : Tiara Dwi Anjani, S.Pd.

Hari #1

Hangat matahari pagi menyinari ruang Auditorium Masjid Jamik Pangkalpinang. Gerbang masuk pun sudah dihias lebih cantik dari biasanya. Beberapa Al-Quran juga tampak tersusun rapi yang siap dibagikan kepada ayah dan bunda ketika acara berlangsung. Ruangan sudah siap dalam keadaan bersih dan rapi. Para Guru dan Tenaga Kependidikan juga sudah sejak pagi siaga di lokasi untuk mempersiapkan kegiatan yang dianggap perlu. Fasilitas pendukung pun sudah disiapkan untuk menemani orang tua dan anak-anak sembari menunggu di luar ruang kegiatan, seperti Kids Corner, pensil warna untuk mewarnai, obat-obatan, dan lebih menariknya lagi ada photo booth untuk para peserta kegiatan.

Terlihat barisan mobil dan motor di parkiran mulai terisi penuh. Tampak satu per satu orang tua siswa yang menjadi peserta Parentama mulai berdatangan memasuki ruangan sambil menunggu acara mulai sembari menonton tayangan video kegiatan sekolah. Acara dipandu oleh 2 Master of Ceremony (MC) yang akrab disapa Pak Maulana dan Pak Yogi. Sebelum acara dimulai, kedua MC menjelaskan detail kegiatan yang ditampilkan pada video dengan sentuhan humor.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Parentama kali ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada Sabtu dan Ahad, 10-11/8/2024 (4-5 Shafar 1446 H) bertempat di ruang Auditorium Masjid Jamik Pangkalpinang. Parentama adalah salah satu kegiatan penting di Insantama yang bertujuan agar terciptanya sinergi antara sekolah dan orang tua. Dalam arti yang lain, diperlukan kerjasama dari beberapa pihak dalam rangka membentuk generasi juara yang Sholih Sholihah diperlukan lingkungan bersuasana religius dengan pilar yang kokoh antara keluarga dan sekolah yang islami. Kegiatan ini tentu diharapkan sekolah dapat membantu para orang tua agar tidak salah dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, khususnya selama bersekolah di Insantama.

Kegiatan diikuti orang tua siswa baru dari tingkat SD dan SMP Islam Terpadu Insantama Cabang Pangkalpinang dengan persentase kehadiran 61,5 % untuk SD, 50% untuk siswa pindahan & 87,5 % untuk SMP.

Saat acara dimulai, duo MC mencairkan suasana dengan memberikan warming up terlebih dahulu yaitu dengan perkenalan kepada orang tua siswa sebelum acara inti dimulai.

Setelah pembukaan, ada pembacaan ayat suci dan sari tilawah Al-Quran surah Lukman ayat 12-15 oleh Aisyah Azzahra (siswi Kelas VIII) dan Fatimah Khairunnisa (siswi Kelas VI). Berikutnya, dilanjutkan dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Abdillah Annahdi (siswa Kelas VIII) dengan penuh khidmat.

Lalu ada sambutan dari Denny Syahputra, S.Pi., M.Si. selaku Direktur Pendidikan mewakili Ketua Yayasan SIT Insantama Pangkalpinang. “Insantama yang artinya Insan yang utama atau Insan yang unggul dan semoga kita semoga menjadi Ansharullah”, ujar Pak Denny, sapaan akrab beliau.

Ustadz Ir. H. Ismail Yusanto, MM selaku Ketua Yayasan Insantama Cendikia (SIT Insantama Bogor) menjadi pemateri hari ini. Ada 4 materi yang disampaikan; Keinsantamaan, Keluarga Samara, Sinergi Keluarga dan sekolah dalam Mendidik Anak, dan Metode TES.

Di awal materi, beliau menjelaskan bahwa SIT Insantama Pangkalpinang merupakan cabang ke-13 dari 22 cabang se-Indonesia. “Orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik. Tentu penciptaan manusia memiliki visi misi dan Insantama ingin menyukseskan visi dan misi manusia”, ungkap Ustadz Ismail.

Selain itu, Ustadz Ismail memaparkan bahwa ada 2 hal yang diperlukan dalam mendidik yaitu kemampuan (ability) juga karakter (character) dan proses pendidikan harus menyediakan visi misi berkaitan dengan kemampuan dan karakter.
Beliau juga menambahkan tentang visi misi penciptaan manusia adalah ‘Abdullah (hamba Allah) dan Khalifatullah (pemimpin/pemakmur bumi Allah) dan maksud dari sekolah Islam terpadu adalah sekolah yang memadukan syakhsiyyah (pola pikir dan pola sikap), tsaqofah (pemahaman Islam), afeksi, kognisi, psikomotorik dan pendidikan umum.

“Tidak ada istilah ilmu dunia dan ilmu akhirat yang ada hanya ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah”, tutup beliau untuk materi pertama.

Dilanjutkan dengan materi kedua, beliau menjelaskan tentang kebahagiaan. Ada 6 kebahagiaan bagi keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan rahmah (SAMARA), yaitu kebahagiaan material, moral, intelektual, spiritual, biologis dan ideologis.

Masih terkait pembahasan seputar Keluarga SAMARA, Ustadz Ismail menjelaskan bahwa keluarga Nabi Ibrahim adalah contoh keluarga idaman. Kunci keberkahan dari keluarga adalah taat kepada Allah SWT. Keluarga Samara itu bisa diartikan sebagai keluarga yang penuh ketenangan.

Sinergi keluarga, dan sekolah dalam mendidik anak adalah urusan yang sangat penting. Ustadz Ismail pun mengingatkan terkait hal itu. “Anak adalah amanah dan aset investasi terbaik di dunia juga di akhirat, anak adalah kewajiban bersama (redaksi: ayah ibu dan keduanya)”,
tambah beliau. “Pendidikan akan menentukan warna-warna anak yaitu akan menjadi fitnah (malapetaka) atau zinah (perhiasan) dan perlu menyamakan visi misi juga konsepsi antara orang tua”, sambungnya.

“Kesholihin dan keridhaan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak. Cuma ada 2 periode yaitu periode sebelum baligh dan setelah baligh, tumbuh kembang anak itu juga gradual (bertahap)”, ujar beliau.

Sikap orang tua yang seharusnya adalah ikhtiar dengan dana dan doa, tegas, percaya, ikhlas dan tawakal.

Berikutnya adalah materi keempat adalah Metode Tilawah Evaluasi Sederhana (TES). Terkait pembelajaran Al Quran, Insantama mengadopsi metode Qiraati untuk tahsin dan metode TES untuk tahfizh. Qiroati dipilih karena langsung mengatasi permasalahan makhorijul huruf dan tajwid. Lain halnya dengan TES, penting melaksanakan tilawah 10 menit baca Al Quran dalam 120 menit. Diharapkan dengan sering membaca/tilawah, muncul rasa cinta dan kedekatan dengan Al Quran.

Pesan Ustadz Ismail, “Jadikan membaca Al Quran adalah budaya dan lebih mudah hapal, kalau sering sering berinteraksi dengan Al Quran karena ada banyak keutamaan membaca dan menjadi dekat dengan Al Quran”.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”, tambah Ustadz Ismail mengutip terjemahan Q.S. Al Anfal; 9.

“Kita sebenarnya punya potensi besar tapi terkadang terhalang percaya diri”, Ustadz Ismail meyakinkan para peserta Parentama. Intinya percaya diri sangat diperlukan untuk melakukan sesuatu.

Kegiatan dilanjutkan dengan membacakan ikrar bersama-sama terkait komitmen dalam berinteraksi dengan Al Quran. Dan ditutup dengan penyampaian informasi umum terkait pengenalan Guru dan Tenaga Kependidikan SIT Insantama Pangkalpinang, komunikasi efektif dan beberapa urusan operasional sekolah oleh Kepala SDIT Insantama Pangkalpinang, Dhonna Frilano, S.Si.

Semoga para orangtua dapat mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari kegiatan Parentama ini, menjadi Muslim yang kuat sesuai hadist “orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah”. Lemah yang di maksud lemah akidah, lemah syakhsiyyah, lemah tsaqafah dan lemah sains teknologi (ilmu kehidupan).

“Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)” (Q.S. An Nisa: 9).

 

Hari #2

“Selama 2 hari membersamai acara Parentama, saya pribadi sebagai orang tua sangat merasakan dampak positif terutama dalam hal ilmu parenting, seperti mendidik anak haruslah sesuai jaman namun tetap berlandaskan nilai islami.” tutur Pak Andira salah satu wali murid siswa SDIT Insantama.

“Alasan saya memilih Insantama untuk pendidikan anak karena hanya Insantama yang visi dan misinya mirip serta sangat sesuai dengan visi misi keluarga yang saya bangun.”, jelas salah satu orang tua yang mengikuti Parentama hari kedua saat ditanya oleh MC.

“Setiap anak adalah unik, maka pahami keunikan tersebut agar para orang tua dapat mengarahkan mereka menjadi anak yang sholih/sholihah.”, kutipan dari salah satu materi yang disampaikan oleh Ustadz Ismail Yusanto.

11 Agustus 2024, “Walaupun Parentama di hari Ahad, tapi kita masih semangat, alhamdulillah luat biasa!”, ucap pembicara yakni Pak Imam Bukhoiri selaku Deputi Senior SIT Insantama Pusat pada hari ke-2 kali ini. Para ayah bunda yang hadir juga meriakan suasana, suara yel-yel mereka menggema di ruangan auditorium Masjid Jamik, “keluarga Insantama… Surga-surga-surga, yes, Allahu akbar!”.

Berbeda dengan hari sebelumnya, Parentama yang dimulai pagi hari ini lebih fokus membahas mengenai materi “Pembinaan, Komunikasi, dan Penanganan terhadap anak.”
Lebih tepatnya, bersama-sama menyinergikan peran orang tua dan sekolah untuk membentuk generasi para juara dan calon pemimpin kepada putra-putrinya.
“Setiap orang tua adalah pemimpin bagi anak-anaknya.” Pembukaan materi sesi pertama dari Pak Imam Bukhoiri sungguh selaras dengan tag-line Insantama, “Sekolah Para Juara dan Calon Pemimpin” di mana sedari kelas rendah, para siswa sudah diajak untuk mempunyai mimpi besar masing-masing. Mengapa itu begitu penting?
Para orang tua kembali disadarkan mengenai realitas yang terjadi pada remaja jaman sekarang; pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan segala hal yang membuat mereka menghalalkan segala kejahatan. Yang seharusnya dapat dicegah melalui pendidikan yang baik mulai dari perlakuan orang tua juga kerja sama para pendidik di sekolah. Di mulai dari pengetahuan orang tua mengenai mendidik anak sesuai dengan tahapan usianya sehingga anandas diharapkan dapat memahami dasar tauhid, pokok-pokok syariat, mengetahui potensi diri, dapat belajar mandiri, menerapkan fiqh safar juga menjalankan ketaatan (biah sholihah)-nya.

Tapi sebelum itu ayah dan bunda juga perlu mengetahui bagaimana cara untuk memahami jati diri anak sejak dini, dengan melalui tujuan hidup manusia, seperti; dari mana aku berasal? untuk apa aku hidup? kepada siapa aku kembali? Yang sebagaimana dituangkan di QS. Al-A’raf ayat 179, manusia diciptakan oleh Allah, hidup untuk beribadah kepada Allah, dan kembali kepada Sang Penciptanya.

Dengan dasar tauhid tersebut, anandas dapat diarahkan untuk mengenali 10 potensi diri yang bisa saja banyak atau beberapa dimilikinya, di antaranya; kemampuan spasial-visual, linguistik-verbal, interpersonal, musikal-ritmik, naturalis, badan-kinestetis, intrapersonal-reflektif, dan kemampuan logis-matematis. Berbagai potensi tersebut telah disiapkan melalui tahapan pembinaan kesiswaan di Insantama seperti di SD melalui kegiatan;
Ekspresi
HKS (Hari Kreatifitas Siswa)
Kepompong Ramadhan
Insantama Market Day
Mabit Angkatan
Visiting Angkatan
Leader for Champion, atau kegiatan di SMP seperti;
LMT 1 (projek mimpi besar)
LMT 2 (menaklukan kota Pangkalpinang), dan sebagainya yang tentunya memberi kesempatan ke semua anak untuk mengekspresikan diri, mengeksplorasi kemampuannya serta mendapatkan reward terhadap kerja kerasnya.

Selanjutnya, pada sesi kedua Pak Imam Bukhoiri melanjutkan materi dengan tema sukses berkomunikasi. “Anak kita itu buah komunikasi dari orang tua, sekolah dan masyarakat.” lanjut beliau. Orang tua tidak boleh seperti komando kepada anaknya—hanya seperti penyuruh namun jarang mendengarkan. Tentu akan membuat anak menarik diri, merusak jalinan komunikasi antara orang tua dan dirinya.

“Ayah bunda sebaiknya gunakan unsur komunikasi efektif! Temani dan damping mereka bukan menggurui, lontarkan motivasi jangan menghakimi.” Tekan Pak Imam. Harusnya orang tua lebih menempatkan anak seperti bagian dari dirinya, darah dagingnya, bukan seperti orang lain.
Hal itu juga selaras dengan konsep kebijakan penanganan anak di SIT Insantama. Para siswa harus ditanamkan nilai/value, rasa cinta, kemudian diterapkan targhib (perhargaan) dan tarhib (hukuman) sebagai aturannya. Bantuan dari orang tua juga sebagai teladan, diperlukan mendidik anak sepenuh hati, tidak menyebar aib anak, pembiasaan ketaatan dan pembinaan islam, komunikasi efektif dan empati,
serta yang terpenting, buatlah suasana yang nyaman di rumah untuk anak.

Sesi pembinaan diakhiri dengan Pak Imam yang meminta ayah serta bunda menulis surat kasih berisi ungkapan doa, harapan, serta permohonan maaf kepada putra-putrinya yang kelak akan disampaikan saat siswa di sekolah.

“Anak itu titipan Allah, karenanya kita para orang tua memiliki tugas dan kewajiban semaksimal mungkin untuk mendidik ananda, menyiapkan kondisi agar saat baligh nanti bisa menjalankan ketaatan kepada Tuhannya secara mandiri dengang penuh kesadaran diri.” –Ayahanda Ustadz Ismail Yusanto-

 

#SITInsantamaPangkalpinang
#Parentama2024
#ParentingInsantama
#SekolahParaJuara
#SekolahCalonPemimpin

Populer